Bergelut di dunia media sosial (medsos) bagi Riva Yunia Restriana bukan perkara mudah.
Meski hanya terlibat dalam sharing pemberitaan Pemkot Mojokerto, namun perempuan yang lahir pada 20 Juni 1982 mengaku punya beban tanggung jawab.
Beban tanggung jawab yang seperti apa?
Perempuan berjilbab ini mengurai, dengan tugas sebagai koordinator media sosial (medsos) di Humas dan Protokol Pemkot Mojokerto, Riva tak sekadar menyiarkan kegiatan pemkot di Facebook, Twitter dan Instagram.
Dia juga harus merespons pengaduan dari masyarakat, baik terkait pemberitaan maupun layanan publik.
"Saya memang baru turun penuh di medsos pada 2017 ini. Cukup banyak pengaduan dari masyarakat," katanya, Minggu (22/1/2016).
Perempuan lulusan S2 jurusan ilmu kebijakan publik Ritsumeikan University Kyoto, Jepang ini mengatakan, pengaduan dari masyarakat itu harus segera ditangani.
Makanya, dia langsung menyampaikan pengaduan itu ke Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait agar segera ditindaklanjuti.
"Namun tak jarang, masyarakat tak sabar untuk melihat hasilnya. Padahal untuk menangani pengaduan itu tak jarang selesai lebih dari sehari. Ini yang jadi beban tanggung jawab," papar ibu dua anak ini.
Meski begitu, dia tetap berusaha enjoy dengan tugasnya di bidang medsos. Selain selalu memberi progres atas pengaduan itu, dia merasa enjoy karena ini adalah bidang baru.
Apalagi, pada bidang ini dia selalu berinteraksi dengan warga, meski dilakukan di dunia maya.
"Saya bisa enjoy di dunia ini, apalagi kami harus up date berita terkait pemkot," urai perempuan yang terlibat di humas sejak 2011 ini.
Tak hanya up date berita, dia pun punya keinginan untuk menjadikan Kota Mojokerto lebih cetar membahana, seperti kata Syahrini.
"Selama ini orang luar negeri hanya mengenal Jakarta, Bandung dan Surabaya. Makanya, dengan terlibat di dunia medsos, saya bisa lebih banyak berinteraksi dan nantinya Kota Mojokerto lebih terkenal," pungkasnya.